Padang Pariaman - Sumbar - Fokusteropong.com Wisata Nyarai juga memiliki Daya Tarik Wisata Alam seperti Air Terjun Belek, Pemandian Lubuk Napa dan Lubuak Larangan (salah satu konservasi ikan dari masyarakat minangkabau secara turun temurun dimana adanya larangan mengambil ikan di Lubuak tersebut selama waktu yang ditentukan, jika melanggar dikenakan sanksi adat).
Selain pemandangan Alam yang indah, Desa wisata nyarai memberikan pertunjukan yang tidak kalah menariknya seperti Silek Tuo Nyarai-Sekapur Sirih dan pasambahan. Serta juga menyediakan Kuliner khasnya seperti Ikan Panjang dan Ikan Gariang (hasil dari tangkapan sungai sekitar Hutan Gamaran) yang diolah oleh masyarakat untuk disajikan kepada wisatawan.
Keindahan kolam alami, suasana hutan yang masih alami dan keunikan Flora; Amomium, Barangan, Biji Oak, Keladi Amozona. Fauna; Burung Kuau Rajo yang merupakan salah satu burung endemik di Sumatera Barat yang terancam punah dan dijadikan Maskot Desa Wisata Nyarai bernama KUNYAI yang artinya Kuau Nyarai.
Juga ada Monyet ekor merah atau Simpai yang juga merupakan primata endemik yang terancam punah di Sumatera, Malay Tapir atau bahasa lokalnya Cipan, Ular king koros atau ular tikus raja dan Rangkong atau burung anggang.
Desa wisata Nyarai juga menyediakan paket wisata menarik yang diminati wisatawan dalam dan luar negeri yaitu Spear Fishing /menangkap ikan menggunakan anak panah tradisional dan Mahseer Fly Fishing yaitu memancing ikan di Lubuk Larangan yang menjadi salah satu spot terbaik untuk memancing ikan Mahseer.
Selain itu, Desa Wisata Nyarai juga menyediakan 10 Homestay yang masing-masing Homestay rata-rata menyediakan 2 kamar, dengan fasilitas yang memadai. Juga terdapat 2 kamar cottage dan 1 kamar glamping yang disediakan bagi para tamu atau pengunjung yang ingin menginap. Salah satu homestay dari Nyarai sudah diserifikasi dan dinyatakan masuk kategori memuaskan di CHSE Kemenpar RI yaitu Stevani Homestay.
Tidak hanya menyajikan wisata petualangan, desa wisata ini juga menyuguhkan produk-produk kreatif karya warga setempat seperti asam kandih Bundo Gamaran, yang telah menembus pasar super market di Sumatera Barat. Produk turunan dari asam kandih ini juga diproduksi dalam bentuk sirup.
Juga tersedia gantungan kunci yang terbuat dari buah oak atau bahasa lokalnya buah paniang-paniang dan gelang paku ransam dari bahan tanaman pakis hutan yang tumbuh di Hutan Gamaran Desa Wisata Nyarai, untuk dijadikan oleh-oleh yang tersedia di Gallery Souvenir Desa Wisata Nyarai.
Selain itu juga dilakukan pemberdayaan masyarakat (Community Based Tourism), mengantarkan Pokdarwis Ekowisata Nyarai menjadi Juara II Pokdarwis Terbaik se Indonesia pada tahun 2014, dan juga mengikuti kompetisi penyelamatan lingkungan bergensi dunia yaitu EOCA (European Outdoor Conservation Association).
Pada kegiatan tersebut, berhasil meraih Juara I mengalahkan empat negara lainnya yaitu Peru, Paraguay, Afrika Selatan dan Philipina untuk kategori Outdoor pada tahun 2015. Pada tahun 2018, pokdarwis Nyarai mendapatkan penghargaan sebagai Juara I Kalpataru Tingkat Provinsi Sumatera Barat.(M)
0 Komentar